Fakta tentang rutinitasku mengajar di MTs dan SMK
Saya memang mengajar di dua sekolah
yang berbeda. Yang satu di MTs dan yang satu lagi di SMK. Namun penghasilanku di
sekolah tersebut bisa dikatakan masih sangat kurang. Belum mencapai standar
UMR. Saya mengajar di MTs selama 3 hari hanya dihargai sekitar Rp. 200.000, dan
di SMK Rp. 240.000,- Jika dijumlah totalnya hanya Rp. 440.000,-. Betapa jumlah
yang sangat minim sekali. Bayangkan saja saya harus mengajar selama seminggu
dan setiap kali saya keluar minimal keluar uang Rp. 10.000, hanya untuk bensin
saja belum yang lain. Jika dikalkulasi biaya operasional bensin saja
Rp.10.000,- x 24 hari, sehingga jumlahnya Rp.240.000,-. Rp. 440.000 – Rp.240.000
= Rp.200.000,- ya uang 200 ribu rupiah untuk memenuhi pulsa, jajan, dan
sebagainya tidaklah cukup.
Rutinitas yang membebani pikiran |
Beginilah keadaanku yang sebenarnya,
memang saya punya sampingan di MTs untuk memberi Les Komputer kepada anak,
namun anak-anak sering telat bayar iuran Les, sehingga macet pula untuk
pembayaran guru yang ngisi les. Lab Komputer membutuhkan dana minimal Rp.
580.000, untuk memenuhi operasioanal supaya bisa jalan. Untuk Guru yang mengisi
per bulan Rp. 300.000, untuk langganan Internet Rp. 200.000, dan tagihan
listrik sebesar Rp. 80.000,-. Yang menjadi kendala utama adalah mengenai guru
yang sangat terbatas. Les komputer dijadwal selama seminggu full dengan siswa
yang berbeda. Sedangkan gurunya hanya ada 3 yang mengisi. Guru-guru MTs yang
lainnya tidak bisa alias tidak punya waktu untuk mengajar Les komputer. Pak
Erly misalkan hanya bisa mengajar komputer hari Rabu, sedangkan Pak Ari
mengajar hanya hari Kamis, sedangkan aku yang harus mengisi sisanya, yaitu hari
Senin, Selasa, Jumat dan Sabtu. Gila ini benar-benar gila. Guru yang lain tidak
membantu. Pada kenyataannya saya hanya bisa mengajar Hari Senin dan Selasa. Sedangakan
yang hari Jumat dan Sabtu belum ada yang mengajar. Saya memang kesulitan dan
keberatan karena hari Jumat dan Sabtu saya mengajar di SMK.
Sebagai Kepala Lab Komputer yang
bertanggung jawab terhadap urusan Lab dan juga KBM Les Komputer, seringkali
saya mengisi Les untuk menggantikan dua tutor yang berhalangan mengajar. Sungguh
repot sekali hampir seminggu ful saya harus mengisi les komputer sendirian.
Padahal di luar sana saya juga memiliki aktifitas dan kegiatan lain, baik di
SMK, keluarga dan masyarakat di Desa saya. Iuran siswa yang macet, siswa yang
ganti-ganti hari jadwal. Sehingga saya harus merubah jadwal mereka. Belum sebulan
sekali harus membayar operasional sebesar Rp. 580.000 yang harus dibayarkan. Jumlah
uang tersebut didapatkan dari income iuran siswa, namun dengan macetnya
pembayaran siswa ini membuat saya pusing tujuh keliling. Konsekuensinya saya
telat membayar tagihan listrik, bisaroh/honor guru dan jasa internet. Ini menjadi
beban pikiran saya setiap bulannya.